Selasa, 28 September 2010

Bias Embun Pagi


setetes embun itu,
mengapa begitu dingin dan beku?
haruskah ku menjadi mentari?
tuk sekedar menghangatkannya di setiap pagi?

berjalan ku menyusuri hati,
tertanam suatu yang pasti,
walau pagi tak juga menyeruak,
tapi kini tak perlulah lagi ku berteriak

sadari dan pahami makna diri
dan kala embun mulai hangat,
mulailah tuk bernafas kini...
satu harapan hingga akhir hayat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar