Assallamualaikum wr wb,
Sahabat, dalam dinamika kehidupan di dunia ini, sarat dengan pro dan kontra, dua pendapat yang bertentangan, kesalahpahaman, emosi dan dengki, rasa ego yang tinggi hingga terkadang membuat kita merasa tersakiti.
Ketika kita merasa tersakiti, sahabat... jangan lah bersedih (La Tahzan).
Yup, berikut artikel tentang bukti-bukti ketauhidan seseorang ketika tersakiti,
yang saya ambil dari buku La Tahzan (by; DR. 'Aidh Al-Qarni).
Pertama; Memaafkan.
Ini merupakan bukti ketulusan hati terhadap perilaku orang yang menyakiti. Sedangkan, keinginan untuk diperlakukan dengan baik merupakan tingkatan yang lebih tingi. Dan, yang paling tinggi lagi ialah ketika ia bisa membalasnya dengan kebaikan. Caranya, anda harus mulai dengan meredam emosi lebih dulu, dalam pengertian, jangan membalas menyakiti orang yang pernah menyakiti anda. Kemudian maafkanlah, yakni bersikap toleran dan maafkan semua kesalahannya. Selanjutnya ihsan, yakni balaslah kejahatan yang ia lakukan dengan kebaikan.
Kedua; Keyakinan terhadap Qadha'.
Artinya, anda harus menyadari bahwa ia tidak menyakiti kecuali itu merupakan ketentuan qadha' dan qadar Allah. Sebab hamba sebenranya hanya satu dari sekian sebab yang ada dan bahwa penentu takdir sebenarnya dalah Allah. Oleh karena itu berserahlah kepada Rabb yang melindungi diri kita.
Ketiga; Penghapusan dosa.
Artinya, anda harus menyadari bahwa kejahatan yang dilakukan orang lain kepada diri anda berarti dosa-dosa anda dihapuskan, keburukan-keburukan anda dileburkan, kesalahan-kesalahananda dimaafkan, dan derajat anda diangkat.
Keempat; Munculnya kesadaran terhadap kekurangan dirinya.
Artinya, kesadaran seperti ini akan muncul justru karena dosa-dosa yang telah anda lakukan:
{dan, apa saja musibah yang menimpa kamu maka itu disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri}.
(QS. Asy-Syu'ara':30).
Keenam; Menunjukkan sikap ramah.
Artinya, anda harus bersikap ramah kepada orang yang menyakiti diri anda. Karena bagaimanapun dia berhak diperlakukan ramah. Tindakannya yang selalu menyakiti orang lain dan sikapnya yang terlalu berani memntang perintah Allah untuk tidak menyakiti orang muslim, menempatkannya dalam posisi orang yang harus anda sikapi dengan lembut dan ramah, dan posisi orang yang harus anda hindarkan dari keterpurukannya.
Dalam sebuah hadist disebutkan: "Orang yang kuat itu bukanlah orang yang kuat dalam bergelut,
sesungguhnyaorang yang kuat itu adalahh orang yang mampu mengendalikan dirinya saat marah."
Ibnu Mubarak berkata,
Jika kau berteman dengan seorang teman yang memiliki rasa cinta
maka jadilah engkau seperti orang yang penuh kasih sayang
janganlah menghitung semua kesalahan setiap orang
sebab kau akan tinggal sepanjang zaman tanpa teman
----------
nah, sekian dulu ya, sahabat....
sukses ya... ;)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar